Edutrend.id, Surakarta — Pendidikan adalah pondasi penting bagi perkembangan individu dan bangsa. Dalam era kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat, kualitas pendidikan menjadi semakin krusial. Keberhasilan proses belajar mengajar sangat bergantung pada pemahaman guru terhadap karakteristik siswa dan cara mereka belajar.
Berdasarkan hasil Observasi awal di SDN Majasto 02 Kecamatan Tawangsari, Kabupaten Sukoharjo, ditemukan bahwa motivasi siswa masih rendah, banyak dari mereka kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran, semester metode konvensional yang selama ini diterapkan, seperti ceramah, tidak lagi efektif dalam menarik perhatian siswa.
Hal ini menciptakan kesenjangan antara kondisi pembelajaran yang ideal dan kenyataan di kelas. Untuk menjawab tantangan ini, Reza sebagai guru di sekolah tersebut mengusulkan penerapan Pembelajaran Proyek Berdiferensiasi sebagai solusi untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
Pembelajaran proyek berdiferensiasi memungkinkan siswa untuk terlibat langsung dalam proses belajar melalui proyek yang relevan dengan minat dan kebutuhan mereka. Fokus pembelajaran tidak hanya pada teori, tetapi juga pada praktik yang menghasilkan produk nyata. Dalam implementasinya, siswa dikelompokkan untuk mengerjakan berbagai proyek. Salah satu contoh proyek adalah pembuatan Lesson Book tentang kewirausahaan, dimana siswa melakukan observasi dan wawancara dengan pengusaha lokal.
Dalam proyek ini, siswa mengidentifikasi tiga usaha di sekitar sekolah: pembuatan layang-layang, usaha fotokopi, dan warung soto. Mereka melakukan observasi langsung dan wawancara dengan pemilik usaha untuk memahami bagaimana menjalankan bisnis tersebut. Selain itu, siswa juga mengundang salah satu wali murid yang memiliki usaha pembuatan jamu untuk memberikan pelajaran tentang cara membuat jamu dan memasarkan produk tersebut.
Proyek lain yang dilakukan adalah tentang tata surya, dimana siswa bekerja sama untuk menghasilkan karya kreatif seperti video TikTok, kliping, dan buku sketsa. Kegiatan ini tidak hanya meningkatkan pemahaman mereka tentang materi Pelajaran, tetapi juga mengasah kreativitas dan kemampuan kerja sama mereka.
Namun, penerapan metode ini menghadapi tantangan. Salah satu tantangan utama adalah dari dalam diri guru itu sendiri dalam mempertahankan konsistensi dan semangat untuk melakukan perubahan menuju pembelajaran yang lebih baik. Guru perlu memahami kebutuhan dan minat siswa melalui observasi yang mendalam sebelum melaksanakan proyek ini. Dukungan dari kepala sekolah, rekan guru, orang tua, dan Masyarakat juga menjadi kunci keberhasilan.
Hasil dari penerapan pembelajaran proyek berdiferensiasi, siswa menunjukkan peningkatan motivasi dan keterlibatan dalam proses belajar. Mereka lebih aktif berpartisipasi dan mampu menghasilkan bahan ajar yang sesuai dengan minat mereka. Dengan memiliki bahan ajar sendiri, siswa lebih termotivasi untuk belajar dibandingkan dengan menggunakan bahan ajar yang disusun oleh orang lain.
Reza berharap bahwa “melalui penerapan model pembelajaran ini, siswa dapat terus mengembangkan kreativitas mereka dan menjadi lebih mandiri dalam menemukan solusi pembelajaran. Dengan pembelajaran proyek berdiferensiasi terbukti efektif dalam menciptakan situasi belajar yang ideal sesuai keinginan siswa.” tuturnya
Sebagai langkah lanjutan, sekolah diharapkan terus mendorong guru untuk terus menerapkan pembelajaran berbasis proyek berdiferensiasi guna mendukung pengembangan berpikir kritis dan kreatif siswa. Selain itu, kegiatan unjuk karya juga perlu diselenggarakan untuk memfasilitasi kreativitas siswa melalui hasil karya mereka. Dengan demikian, pendidikan berbasis proyek berdiferensiasi bukan hanya sekedar metode pengajaran; ia merupakan langkah strategis menuju pembelajaran yang lebih bermakna bagi generasi masa depan.
Penulis : Reza Istiawan