
Edutrend.id, Tegal โ Pembelajaran Bahasa Arab di Pondok Pesantren Ahmad Dahlan Tegal dikembangkan melalui penerapan metode pembelajaran langsung. Metode ini sebelumnya telah digunakan, namun kemudian diperkuat dan disusun lebih sistematis agar relevan dengan kebutuhan santri saat ini. Metode ini dinilai mampu menghadirkan suasana kelas yang lebih hidup, efektif, sekaligus menyenangkan. Dengan pendekatan terstruktur, guru menyampaikan materi secara bertahap, sementara santri dapat langsung mempraktikkan penggunaan bahasa Arab dalam konteks nyata, sehingga proses belajar menjadi lebih bermakna.
Pada awal pelajaran, guru menjelaskan tujuan yang ingin dicapai agar santri memahami arah kegiatan belajar. Selanjutnya, guru menuliskan kosa kata penting di papan tulis untuk memperkaya perbendaharaan bahasa. Setelah itu, diberikan contoh percakapan sederhana yang menampilkan penggunaan kosa kata tersebut dalam kalimat. Melalui tahapan ini, santri tidak hanya mengenal kata baru, tetapi juga memahami langsung bagaimana kata itu dipraktikkan dalam konteks komunikasi.
Pembelajaran semakin interaktif ketika santri diminta menirukan dialog tersebut secara bergantian. Selain melatih kemampuan berbicara, ini juga menumbuhkan keberanian untuk tampil di depan kelas. Suasana belajar pun terasa lebih hidup ketika santri berusaha mengucapkan kalimat dengan intonasi yang masih kaku namun penuh semangat. Inilah salah satu kelebihan metode pembelajaran langsung: santri tidak sekadar menerima teori, melainkan segera mempraktikkannya.
Guru kemudian membagi santri menjadi beberapa pasangan untuk berlatih percakapan sederhana. Di berbagai kelompok, terlihat mereka mencoba menyusun kalimat baru sesuai kemampuan masing-masing. Hal ini menunjukkan bahwa metode pembelajaran langsung mendorong kreativitas sekaligus memperkuat pemahaman kosa kata yang sudah diajarkan.
Selain efektif meningkatkan keterampilan berbahasa, metode ini juga menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Pendekatan mindful membantu santri lebih fokus, aspek meaningful membuat materi terasa relevan dengan kehidupan sehari-hari di pesantren, sedangkan joyful learning menghadirkan semangat positif di dalam kelas. Dengan perpaduan ini, proses belajar tidak lagi terasa membebani, tetapi menjadi pengalaman yang menggairahkan.
Secara teoritis, metode pembelajaran langsung terdiri atas enam tahapan utama: menjelaskan tujuan pembelajaran, menyajikan materi secara runtut, memberikan demonstrasi, melakukan latihan terbimbing, mengecek pemahaman, dan menugaskan latihan mandiri. Penerapan tahapan ini di Pondok Pesantren Ahmad Dahlan Tegal menunjukkan hasil yang nyata. Santri mampu menguasai kosa kata lebih cepat, lebih berani berbicara, serta mampu menggunakan bahasa Arab dalam interaksi sehari-hari.
Meskipun demikian, penerapan metode ini juga menghadapi beberapa tantangan. Salah satunya adalah perbedaan kemampuan santri dalam menyerap materi. Ada sebagian santri yang cepat memahami, sementara yang lain membutuhkan waktu lebih lama. Kondisi ini menuntut guru untuk lebih sabar dalam membimbing dan memastikan semua santri dapat mengikuti tahapan pembelajaran dengan baik.
Untuk mengatasi tantangan tersebut, guru sering memadukan metode pembelajaran langsung dengan pendekatan lain, seperti diskusi kelompok kecil atau permainan bahasa. Dengan cara ini, suasana kelas tetap bervariasi sehingga santri tidak merasa jenuh. Perpaduan metode tersebut terbukti mampu menjaga antusiasme sekaligus memperkuat pemahaman materi yang sedang dipelajari.
Di masa yang akan datang, Pondok Pesantren Ahmad Dahlan Tegal berkomitmen untuk terus mengembangkan metode pembelajaran langsung agar lebih kontemporer dan responsif terhadap kebutuhan peserta didik. Pemanfaatan media digital sederhana, seperti rekaman percakapan maupun klip video singkat, mulai dipertimbangkan sebagai sarana pendukung dalam proses pembelajaran. Diharapkan, para santri tidak hanya menguasai kefasihan berbahasa di kelas, tetapi juga mampu menerapkan kemampuan komunikasi dalam bahasa Arab secara efektif dalam berbagai konteks kehidupan nyata.
Pengelola pesantren menegaskan bahwa penerapan metode pembelajaran langsung sebagai strategi pembelajaran bahasa Arab menjadi langkah penting untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Harapannya, santri tidak hanya cakap membaca kitab, tetapi juga mahir berkomunikasi dengan bahasa Arab yang baik. Dengan demikian, pembelajaran bahasa Arab tidak lagi dipandang sebagai sesuatu yang sulit, melainkan sebagai kegiatan yang efektif, menyenangkan, dan penuh makna.
Penulis: Zikrul Alwi (Mahasiswa Magister Administrasi Pendidikan-Universitas Muhammadiyah Surakarta)