
Edutrend.id. KARANGANYAR – SMK Negeri 2 Karanganyar terus menunjukkan komitmen dalam membentuk karakter peserta didik melalui berbagai kegiatan pembiasaan positif di lingkungan sekolah. Salah satu kegiatan unggulan yang telah berlangsung lebih dari 10 tahun adalah literasi pagi membaca kitab suci agama masing-masing, yang dilaksanakan setiap hari pada pukul 07.00 hingga 07.15 WIB di ruang kelas masing-masing sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai.
Kegiatan ini dilaksanakan secara terpusat dan terpadu oleh guru agama dari ruang kontrol (ruang narasumber), sementara di setiap kelas siswa didampingi oleh guru yang mengajar pada jam pertama. Pembiasaan ini menjadi langkah konkret sekolah dalam mengintegrasikan nilai-nilai religius dan karakter positif ke dalam rutinitas belajar harian.

Menurut salah satu guru agama SMK Negeri 2 Karanganyar, kegiatan literasi pagi ini bukan sekadar membaca, tetapi juga membangun kesadaran spiritual dan moral siswa. “Melalui pembiasaan membaca kitab suci sesuai agama masing-masing, siswa diajak untuk memulai hari dengan doa, refleksi, dan nilai-nilai kebaikan yang dapat mereka terapkan dalam keseharian,” ujarnya.
Kegiatan ini memiliki dampak signifikan terhadap pembentukan karakter siswa. Selain menumbuhkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, literasi pagi juga menanamkan kedisiplinan, tanggung jawab, serta rasa hormat terhadap perbedaan antarumat beragama. Siswa yang beragama Islam membaca Al-Qur’an, sementara siswa beragama lain membaca kitab sucinya masing-masing. Hal ini menciptakan suasana toleran, damai, dan harmonis di lingkungan sekolah.

Kepala SMK Negeri 2 Karanganyar menjelaskan bahwa kegiatan literasi pagi merupakan bagian dari program penguatan pendidikan karakter (PPK). “Kegiatan ini membentuk siswa yang religius, disiplin, dan berintegritas. Pembiasaan kecil seperti ini terbukti efektif dalam membangun etos belajar, sikap hormat, dan tanggung jawab siswa terhadap waktu dan tugas,” terang beliau. Beliau juga menambahkan bahwa setelah selesai kegiatan literasi, digilir setiap pagi harinya untuk dilanjutkan dengan salat tahajud bersama di musala untuk siswa putri dan di masjid utama untuk siswa yang Putra.

Lebih dari sekadar kegiatan spiritual, literasi pagi juga memiliki manfaat psikologis. Dengan membaca kitab suci di awal hari, siswa menjadi lebih tenang, fokus, dan siap menerima pelajaran. Guru pendamping menambahkan bahwa suasana kelas setelah literasi terasa lebih kondusif dan siswa tampak lebih bersemangat mengikuti pelajaran.

Dengan pelaksanaan yang konsisten selama lebih dari satu dekade, Literasi Pagi membaca kitab suci di SMK Negeri 2 Karanganyar menjadi salah satu ciri khas budaya sekolah yang membentuk karakter siswa secara berkelanjutan. Kegiatan ini diharapkan terus menjadi inspirasi bagi sekolah lain dalam menumbuhkan generasi yang cerdas, berakhlak mulia, dan berkarakter unggul.
Penulis: Sukasno, Q100240029 (Mahasiswa Magister Administrasi Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta)
