Ecoenzim dari Limbah Kulit Buah: Proyek Kukulikuler Ramah Lingkungan di SD Muhammadiyah PK Pracimantoro

Edutrend.id,WONOGIRI – Siswa kelas 6 SD Muhammadiyah Program Khusus Pracimantoro, Wonogiri membuat ecoenzim dari limbah kulit buah dalam sebuah proyek kokulikuler ramah lingkungan. Kegiatan ini sebagai solusi permasalahan sampah organik rumah tangga.  Selain sebagai solusi permasalahan sampah, ecoenzim juga dapat menanamkan kepedulian lingkungan sejak dini.

Wali kelas 6, Nurul Huda S.Pd., menjelaskan pembuatan ecoenzim ini sebagai bagian kegiatan proyek kokulikuler  untuk menambah pengalaman belajar siswa. Siswa harus belajar mencari solusi dari permasalahan di lingkungan sekitar. Proyek kokulikuler ini juga meningkatkan rasa tanggung jawab, kreativitas dan kepedulian sosial siswa. “Anak-anak tidak hanya belajar di kelas, tetapi juga praktik langsung bagaimana sains bisa diterapkan untuk kehidupan sehari-hari,” kata Nurul Huda, Rabu (15/10).

Ecoenzim, lanjutnya, adalah cairan alami yang dihasilkan dari fermentasi limbah organik, seperti kulit buah, gula, dan air. Proses pembuatan ecoenzim sangat sederhana, dengan mencampurkan kulit buah yang dipotong kecil-kecil dan air gula merah. Campuran tersebut di tempatkan diwadah bertutup lalu difermentasi selama tiga bulan. Cairan ecoenzim ini dapat dimanfaatkan sebagai  pupuk cair, sabun cair, dan pembasmi hama tanaman.

“Proyek ini dimulai dengan pengamatan pada lingkungan sekitar. Dari penagamatan tersebut siswa menemukan banyaknya sampah organik kulit buah. Mereka mempunyai solusi daur ulang sampah organik tersebut dengan membuat ecoenzim. Kegiatan ini menjadikan siswa belajar bekerja sama, mencatat hasil pengamatan fermentasi pada setiap minggunya dan mempresentasikan di depan kelas,” paparnya.

Antusiasme siswa terlihat saat kegiatan proyek ini berlangsung, siswa dengan penuh semangat membawa sampah kulit buah, menimbang serta mencampurkan dengan air gula merah dan air kedalam galon bekas. Menunggu proses fermentasi yang berlangsung selama tiga bulan hingga siap memanen cairan ecoenzim.

“Hasil ecoenzim buatan siswa digunakan sebagai pupuk cair untuk tanaman hias di sekolah dan digunakan sebagai pembersih lantai alami yang ramah lingkungan. Kegiatan ini diharapkan menjadi trend positif di sekolah dasar, sekaligus memberikan teladan bahwa menjaga lingkungan bisa dimulai dari hal sederhana, yaitu mengolah sampah menjadi sesuatu yang bernilai,” pungkasnya.

Penulis: Nela Rosita

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *